Pelajar NU Mojosari

Situs Resmi PAC. IPNU IPPNU Mojosari

Full width home advertisement

Khazanah

Kegiatan IPNU IPPNU Mojosari

Post Page Advertisement [Top]

ipnumojosari.or.id - Rangkaian acara Kajian Aswaja ke-IV yang diselenggarakan oleh PAC. IPNU IPPNU Mojosari diakhiri dengan ziarah bersama ke makam salah seorang tokoh pejuang NU Mojosari. Minggu siang, 12 Agustus 2018, dipimpin langsung oleh Rekan Abd. Charis Fauzan selaku Ketua IPNU Mojosari, puluhan peserta kajian aswaja yang tidak lain adalah kader pelajar NU Mojosari berduyun-duyun mendatangi Makam KH. Rahmat Mahmudi yang masih berada satu kompleks dengan pondok pesantren yang almarhum dirikan, Ponpes Darul Falah. 

Ziarah dan napak tilas ke makam KH. Rahmat Mahmudi
Ziarah bersama ke kubur para tokoh NU ini baru pertama kali ini diadakan oleh IPNU IPPNU Mojosari. Kegiatan ini juga menegaskan bahwa kader muda NU harus mau melestarikan amalan mulia yang dicontohkan para ulama terdahulu, salah satunya adalah berziarah kubur. Dimulai dari ziarah kubur ke tokoh NU di Mojosari, maka selanjutnya pelajar NU Mojosari diharapkan bisa berziarah kubur hingga ke para muassis NU. 

Ziarah kubur ke makam KH. Rahmat Mahmudi tidak hanya dalam rangka untuk mendoakan beliau. Lebih daripada itu, ziarah kubur ini adalah momentum yang tepat untuk napak tilas perjuangan almarhum KH. Rahmat Mahmudi ketika membesarkan NU di Mojosari. Ini yang perlu diceritakan kepada pelajar NU Mojosari. Mungkin banyak dari pelajar NU Mojosari yang belum tahu bahwa beliau adalah sosok pejuang NU sejati yang penuh keteladan. Tidak hanya berjuang harta, namun juga tenaga dan fikiran. Tercatat, beliau pernah menjabat sebagai Ketua MWCNU Mojosari hingga beliau wafat.

Beliau sosok yang senantiasa bersemangat untuk terjun langsung ke lapangan kala ada kegiatan atau masalah ke-NU-an. Sebagai sosok ketua NU bahkan kyai pondok pesantren yang dihormati, beliau tidak pernah merasa sungkan untuk mengatar langsung surat dari MWCNU untuk para ranting di Mojosari. Jarang sekali ada ketua yang semilitan beliau. Bahkan diujung usia beliau, saat kondisi kesehatan beliau semakin menurun, beliau masih sempat menggelar rapat untuk membangun gedung MWCNU Mojosari demi melihat NU Mojosari bisa maju seperti yang lain. Itulah detik-detik ketika beliau akhirnya tidak sadarkan diri dan menghembuskan nafas yang terakhir. Setiap tarikan nafas beliau adalah nafas perjuangan NU.

Memang tepat perkataan sebuah maqolah, lisanul hal afshahu min lisanil maqol, sungguh keteladan itu lebih mengena dari pada hanya sekadar perkataan. Dan beliau, almarhum KH. Rahmat Mahmudi berhasil membuktikan itu. Seorang KH. Rahmat Mahmudi boleh wafat, namun berkat keteladanan beliau, ribuan generasi NU Mojosari bakal bangkit dengan semangat membara. Meneruskan jejak langkah perjuangan untuk kemajuan NU masa depan. Amin..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bottom Ad [Post Page]

| Designed by Colorlib